Bagi calon musisi, mengejar ketenaran memiliki konsekuensi tersembunyi: pengurangan umur yang signifikan secara statistik. Penelitian baru mengonfirmasi apa yang sudah lama diduga banyak orang—mendapatkan pengakuan luas sebagai penyanyi, terutama sebagai artis solo, ada kaitannya dengan kematian dini.
Data di Balik Risiko
Sebuah penelitian yang menganalisis ratusan penyanyi dari AS dan Eropa mengungkapkan bahwa musisi terkenal rata-rata meninggal hampir lima tahun lebih cepat dibandingkan rekan-rekan mereka yang kurang terkenal. Ini bukan hanya tentang gaya hidup rock-and-roll stereotip; penelitian ini menunjukkan bahwa ketenaran itu sendiri adalah faktor utama yang berkontribusi. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health ini berfokus pada seniman yang aktif antara tahun 1950 dan 1990 untuk memastikan data kematian yang memadai. Temuannya sangat mengejutkan: penyanyi terkenal biasanya hidup sampai usia 75 tahun, sedangkan penyanyi kurang terkenal mencapai usia 79 tahun.
Mengapa Ketenaran Membunuh?
Tekanan ketenaran menimbulkan dampak yang dapat diukur. Penyanyi solo menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tergabung dalam band. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh meningkatnya eksposur, pengawasan tanpa henti, dan berkurangnya dukungan emosional. Industri musik modern, khususnya dengan munculnya media sosial, memperkuat dinamika ini. Sally Anne Gross, ketenaran kini “beroperasi untuk mengisolasi individu,” menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif di mana tuntutan terhadap seniman tidak dapat dipertahankan.
Penulis penelitian ini menunjukkan beberapa faktor: pengawasan publik yang terus-menerus, hilangnya privasi, tekanan untuk melakukan tindakan, dan normalisasi penyalahgunaan narkoba. Namun akar permasalahannya mungkin lebih dalam. Beberapa pihak berpendapat bahwa individu yang sudah cenderung mengambil risiko mungkin akan menjadi pusat perhatian, sehingga memperburuk kerentanan yang ada.
Realitas Gaya Hidup Touring
Jadwal tur yang tiada henti sering kali memberikan kemudahan akses terhadap obat-obatan dan mendorong isolasi mendalam dari hubungan pribadi. Para peneliti menyarankan para seniman untuk secara teratur mengambil langkah mundur, berhubungan kembali dengan keluarga dan teman, dan mengevaluasi gaya hidup mereka secara kritis. Namun, struktur industri musik mempersulit hal ini. Ketenaran, seperti yang dikatakan Dr. Gross, bukanlah sebuah kebiasaan yang bisa “direhabilitasi” begitu saja—ini adalah masalah sistemik.
Industri sendiri mengakui permasalahan ini, dan para manajer dan eksekutif berupaya memperbaiki kondisi kerja. Namun, tekanan yang mendasari ketenaran masih tetap ada.
Apa Artinya
Studi ini memberikan bukti nyata tentang sisi gelap ketenaran. Mengejar ketenaran bukan hanya sekedar glamor; hal ini terbukti terkait dengan kematian dini. Bagi seniman, memahami risiko ini sangatlah penting. Bagi industri, hal ini memerlukan perhitungan serius terhadap kondisi beracun yang melanggengkan siklus mematikan ini.






























